...letih

>> Monday, December 8

...

itu tentang bandul penghitung waktu. kiri dan kanan seperti masa-masa dulu. saat jaman lebih memanjakan kebersamaan kita. dan melirik berkata. waktu adalah saat kita menggenggam jemari dan melangkah kelilingi. bayang-bayang mahoni di setapak jalan taman sunyi. membiarkan angin meniup satu-dua pucuk dedaunan. menjatuhkannya ke irama langkah kita. seperti hujan kering. tapi tetap cerah di balutan bibir. tentang aku yang sangat ingin waktu kita membeku. dan pastinya aku tak akan kehilangan itu.

itu tentang kepulan awan putih. coba kulukis dengan kiasan. lebih mirip ke garis-garis lengkung. seperti karya grafis dengan polesan garis. meliuk-liuk. memetakan betapa sulit dan licin tiap petak-petak jalan. seperti aliran air di kala hujan. membumi di jalanan kota. tempat ibu melipat jemari. menutup kelopak mata. dan meninggalkan dunia setelah mentari lahir dari rahim malam. yang dingin dan gelap.

dan jika rasa ingin kembali ke peraduan malam. aku melipat tangan dan menyadari satu hal. kesulitan jemariku menempati celah-celah. lalu pelan ingin mengucap. ini akan berakhir seperti aliran bening terakhir di putaran lubang. menuju tempat terendah dan gelap. saat itu aku ingin bisa duduk di sudut ruang. dengan nyaman. dengan tenang. dengan segenap penat yang akan menguap. segenap letih yang terlalu kuat. lalu aku ingin tertidur.

bukankah karena letih, aku bisa tertidur pulas? seperti masa lalu...



erri

0 comments: